Rabu, November 19, 2008

kenapa ekologi sulit dimengerti pake otak

setelah 5 tahun meninggalkan bangku kuliah, kemudian karena pengen belajar nulis kemudian saya membaca beberapa artikel, salah satunya adalah artikel rujukan postingan blog sebelum ini. ee saya sendiri baru sadar mengapa selama kuliah saya ngerasa belum pada puncak orgasme pemahaman tentang ilmu yang saya pelajari.

sebelum odum (first edition, 1953), Fundamentals of Ecology, membawa teknik dan metode pengukuran kuantitatif ke dalam penelitiannya, ekologi bisa dikatakan hanyalah sekedar ilmu dengan penjelasan naratif dan qualitatif, berdampak hanyalah seperti ilmu sastra atau ilmu seni. ketika penilaian sangat subjektif.

saat itu ekologi sepertinya hanyalah usaha untuk melogikakan apa yang orang pandang "keindahan alam", seperti semilir angin, gemericik hujan, nyiur melambai, deburan ombak, semerbak kembang, dengungan kumbang, kepakan sayap, lompatan kijang, rekahan tanah, semburan air, hijaunya daun dan seterusnya dan seterusnya

untaian kata tentang keindahan dan kekuatan alam yang biasanya sangat baik di rangkai oleh piki dalam puisi atau prosa-prosa narasinya membuat odum tertantang membuat ekologi lebih matematis lebih simple, artinya saat itu odum membuat simplicity terhadap fenomena alam.

saya sangat berterima kasih kepada odum dan dosen-dosen saya, hingga ekologi bisa dibuat kali-bagi-tambah-kurang. namun sayapun menyadari bahwa there are many things in nature yang hingga saat ini belum terkuantifikasi, sehingga sebenarnya perhitungan ekologi yang selama ini menjadi dasar metode pembuatan amdal belum dapat dikatakan mendeskripsikan keseluruhan ekosistem.

inilah yang menjadi sumber persoalan dalam sebuah pekerjaan amdal, hasil pengukuran amdal masih dapat menghasilkan yang kesimpulan yang berbeda tergantung cara melihat hasil data. dengan bahasa kapitalis sekarang, tergantung siapakah omner amdal tersebut..hehehe.

lalu kayakmana, seorang ekologis menempatkan diri dalam profesinya saat dunia dalam persimpangan jalan untuk menentukan me-reenggenering alam atau membiarkan alam berkembang sendiri tanpa ada campur tangan manusia?