dari sebuah tulisan http://eelink.net/eetap/info107.pdf
Pengetahuan dasar lingkungan diperlukan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik dan mengembangkan hubungan antara lingkungan dengan komunitas merupkan dasar ekologi. dasar dasar ini menjadi kritis dalam membantu memahami dampak perilaku manusian terhadap lingkungan.
Ecology (Oekologie) pertama di sebutkan oleh Ernst Haeckel di tahun 1866 sebagai "ilmu yang mempelajari hubungan organisme dengan lingkungannya"
Ekologi diikuti dengan rangkaian sejarah perkembangan yang serupa pada bidang biologi lainnya, dimulai dengan disiplin ilmu deskriptif di abad 19. Secara instant, thoreau (1817-62), yang dikenal sebagai "penyair alam", diikuti dengan apa yang disebut tradisi alam, yang mejadi akar yang ditemukan dalam pendekatan filosofi.
Darwin, dalam buku ditahun 1859, On The Origin of Species, menyatakan bahwa "tumbuhan dan hewan, seringkali terpisah di alam, terikat bersama dalam sebuah jaring hubungan kompleks."
Studi menjadi lebih kuantitatif, eksperimental dan analitis di abad 20. tidak seperti Thoreau, Eugene Odum melakukan lebih bersifat dari sekedar mengamati dengan "unaided senses". dia menggunakan teknologi modern kedalam studi ekologi, dan khusus ketertatikannya dalam studi kuantitatif. Dia Menjelaskan hubungan antara aktifitas manusian dan "proses alam" sebagai bagian esensial dari penjelaasan dia tentang konsep ekosistem. Hingga bukunya, Fudamental of Ecologi yang di publikasikan di tahun 1953, ekologi sebagai disiplin ilmu yang berisikan studi tentang individu akuatik dan sistem lainnya yang dapat dipahami dalam sebuah isolasi.
Eugene Odum meneruskan dan memperjelas definisi dan konsep ekologi, dan mengkompilasi na dalam daftar 20 prinsip ekologi dalam artikelnya: Great Ideas in Ecology for the 1990s, (1992). termasuk thermodinamika, seleksi alam, perilaku siklis dan hubungannya. 5 hal terakhir dalam daftarnya Odum berbubungan dengan ekologi manusia dan interface ekologi-ekonomi, yang dia pertimbankan perlu menjadi fokus utama dalam lingkungan pendidikan dalam memandang meningkatnya dampak global yang begitu serius sebagai hasil dari aktifitas manusian (odum ,1992)
Pada masa yang sama, ekologist lainnya seperti Aldo Leopold dan Rachel Carson, mulai menyadari perlunya konserbasi ekosistem. dan untuk mengeksplorasi hubungan antaran manusia n dan penggunaan lahan, sebagai hal yang penting seperti isu polusi.
Akhir dari abad 20 membawa perubahan cara ekologi dipandang. Pollan dan Orr mengeksplorasi bidang ekologi di kehidupan kita sehari-hari. Pollan yang mengilustrasikan bagaimana manusian dan tumbuhan berkoevolusi dan membentuk hubungan satu sama lain, mendiskusikan prinsip ekologi dalam konteks perkebunan modern dalam bukuknya "Second Nature: A Gardener's Education (Pollan, 1993). Orr, memfokuskan pada sistem pendidikan, mengatakan :tujuan revolusi dari pendidikan adalah menghubungkan kembali generasi muda ke dalam habitat dan komunitas mereka. ruangan kelas adalah ekolgi dari komunitas sekitarnya, bukan empat dinding dari sebuah pendidikan tradisional (orr, 1991). Orr menawarkan tujuan pendidikan ekologi untuk pelajar, dia merasa bahwa tidak ada pelajar yang lulus tanpa pemahaman dasar yang komprehensif tentang:(orr, 1991)
- Hukum Thermodinamika
- Prinsip dasar ekologi
- Carrying Capacity
- Energi
- Least-cost, end-use analysis
- Bagaimana hidup dengan nyaman di suatu tempat
- Batas dari teknologi
- Appropriate scale
- Pertanian berkelanjutan dan kehutanan
- Ready-state economics
- Etika lingkungan
Banyak dari literatur fokus dalam konsep ekologi dari sudut pandan biologi, tetapi ekologi jugadilihat dari disiplin ilmu lainnya
Sebuah contoh proses pendidikan integral masuk ke dalam konsep ekologi manusia, yang menggambarkan manusian sebagai bagian dari lingkungan. dan bukan hanya sosok yang tidak mempengaruhinya. Green, et al., (1996) mendefiniskan ekologi manusian sebagai hubungan antarai manusiandan linngkungan.
Cultural ekologi mempelajari hubungan alam, manusian dan kaitannya dengan dengan tanah. morris (1998) mengatakan bahwa tipe ekologi ini, menekankan budaya dan telah memberikan dampak budaya dan aspek yang berbeda dari seni, nilai, buaya, sistem kepercayaan dari berbagai grup entik yang berbeda.
Dalam rangka menyiapkan pelajar secara akademis, prinsip-prinsip tersebut harus di pelajari dan di praktekan.
Ecology (Oekologie) pertama di sebutkan oleh Ernst Haeckel di tahun 1866 sebagai "ilmu yang mempelajari hubungan organisme dengan lingkungannya"
Ekologi diikuti dengan rangkaian sejarah perkembangan yang serupa pada bidang biologi lainnya, dimulai dengan disiplin ilmu deskriptif di abad 19. Secara instant, thoreau (1817-62), yang dikenal sebagai "penyair alam", diikuti dengan apa yang disebut tradisi alam, yang mejadi akar yang ditemukan dalam pendekatan filosofi.
Darwin, dalam buku ditahun 1859, On The Origin of Species, menyatakan bahwa "tumbuhan dan hewan, seringkali terpisah di alam, terikat bersama dalam sebuah jaring hubungan kompleks."
Studi menjadi lebih kuantitatif, eksperimental dan analitis di abad 20. tidak seperti Thoreau, Eugene Odum melakukan lebih bersifat dari sekedar mengamati dengan "unaided senses". dia menggunakan teknologi modern kedalam studi ekologi, dan khusus ketertatikannya dalam studi kuantitatif. Dia Menjelaskan hubungan antara aktifitas manusian dan "proses alam" sebagai bagian esensial dari penjelaasan dia tentang konsep ekosistem. Hingga bukunya, Fudamental of Ecologi yang di publikasikan di tahun 1953, ekologi sebagai disiplin ilmu yang berisikan studi tentang individu akuatik dan sistem lainnya yang dapat dipahami dalam sebuah isolasi.
Eugene Odum meneruskan dan memperjelas definisi dan konsep ekologi, dan mengkompilasi na dalam daftar 20 prinsip ekologi dalam artikelnya: Great Ideas in Ecology for the 1990s, (1992). termasuk thermodinamika, seleksi alam, perilaku siklis dan hubungannya. 5 hal terakhir dalam daftarnya Odum berbubungan dengan ekologi manusia dan interface ekologi-ekonomi, yang dia pertimbankan perlu menjadi fokus utama dalam lingkungan pendidikan dalam memandang meningkatnya dampak global yang begitu serius sebagai hasil dari aktifitas manusian (odum ,1992)
Pada masa yang sama, ekologist lainnya seperti Aldo Leopold dan Rachel Carson, mulai menyadari perlunya konserbasi ekosistem. dan untuk mengeksplorasi hubungan antaran manusia n dan penggunaan lahan, sebagai hal yang penting seperti isu polusi.
Akhir dari abad 20 membawa perubahan cara ekologi dipandang. Pollan dan Orr mengeksplorasi bidang ekologi di kehidupan kita sehari-hari. Pollan yang mengilustrasikan bagaimana manusian dan tumbuhan berkoevolusi dan membentuk hubungan satu sama lain, mendiskusikan prinsip ekologi dalam konteks perkebunan modern dalam bukuknya "Second Nature: A Gardener's Education (Pollan, 1993). Orr, memfokuskan pada sistem pendidikan, mengatakan :tujuan revolusi dari pendidikan adalah menghubungkan kembali generasi muda ke dalam habitat dan komunitas mereka. ruangan kelas adalah ekolgi dari komunitas sekitarnya, bukan empat dinding dari sebuah pendidikan tradisional (orr, 1991). Orr menawarkan tujuan pendidikan ekologi untuk pelajar, dia merasa bahwa tidak ada pelajar yang lulus tanpa pemahaman dasar yang komprehensif tentang:(orr, 1991)
- Hukum Thermodinamika
- Prinsip dasar ekologi
- Carrying Capacity
- Energi
- Least-cost, end-use analysis
- Bagaimana hidup dengan nyaman di suatu tempat
- Batas dari teknologi
- Appropriate scale
- Pertanian berkelanjutan dan kehutanan
- Ready-state economics
- Etika lingkungan
Banyak dari literatur fokus dalam konsep ekologi dari sudut pandan biologi, tetapi ekologi jugadilihat dari disiplin ilmu lainnya
Sebuah contoh proses pendidikan integral masuk ke dalam konsep ekologi manusia, yang menggambarkan manusian sebagai bagian dari lingkungan. dan bukan hanya sosok yang tidak mempengaruhinya. Green, et al., (1996) mendefiniskan ekologi manusian sebagai hubungan antarai manusiandan linngkungan.
Cultural ekologi mempelajari hubungan alam, manusian dan kaitannya dengan dengan tanah. morris (1998) mengatakan bahwa tipe ekologi ini, menekankan budaya dan telah memberikan dampak budaya dan aspek yang berbeda dari seni, nilai, buaya, sistem kepercayaan dari berbagai grup entik yang berbeda.
Dalam rangka menyiapkan pelajar secara akademis, prinsip-prinsip tersebut harus di pelajari dan di praktekan.